//
you're reading...
Nasehat

Mutiara Hikmah Ulama Salaf [Bagian 35]

bahaya-lidah

Penyesalan Terbesar

[371] Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, “Tidaklah aku menyesali sesuatu sebagaimana penyesalanku terhadap suatu hari yang tenggelam matahari pada hari itu sehingga berkuranglah ajalku padanya sedangkan amalku tidak kunjung bertambah.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/11])

Tanda Kebinasaan

[372] al-Hasan rahimahullah berkata, “Salah satu ciri bahwa Allah mulai berpaling dari seorang hamba adalah tatkala Allah menjadikan kesibukan dirinya dalam hal-hal yang tidak penting baginya tatkala Allah ‘azza wa jalla tidak lagi memberikan taufik kepadanya.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/15])

Perjalanan Menghancurkan Usia

[373] Ahmad bin Masruq rahimahullah berkata, “Engkau senantiasa berada dalam proses penghancuran umurmu, yaitu sejak engkau keluar dari perut ibumu.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/22])

Kesibukan Yang Bermanfaat

[374] Wuhaib bin al-Ward rahimahullah berkata, “Jika engkau sanggup membuat tidak ada seorang pun yang menyibukkan dirimu dari mengabdi kepada Allah ta’ala maka lakukanlah.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/24])

Menyambut Negeri Akhirat

[375] Ada yang bertanya kepada Muhammad bin Wasi’ rahimahullah, “Bagaimana keadaanmu pagi ini?”. Maka beliau menjawab, “Bagaimanakah menurutmu mengenai orang yang menempuh perjalanan setiap hari melalui tahapan-tahapan menuju akhirat.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/27])

Memelihara Waktu

[376] Ibrahim bin Syaiban rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang menjaga untuk dirinya waktu-waktu yang dia jalani sehingga tidak tersia-siakan dalam hal yang tidak mendatangkan keridhaan Allah padanya niscaya Allah akan menjaga agama dan dunianya.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/29])

Hakikat Kerugian

[377] Yahya bin Mu’adz rahimahullah berkata, “Tidaklah aku menangisi diriku apabila ia mengalami kematian, hanya saja yang aku tangisi adalah apabila kebutuhanku [ibadah] telah sirna.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/42])

Menjaga Lisan

[378] ‘Umar bin Abdul ‘Aziz rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang mengetahui bahwa ucapannya termasuk dari amalnya niscaya akan sedikit ucapannya kecuali dalam perkara yang penting baginya atau bermanfaat untuknya.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/72])

Celah Bagi Setan

[379] az-Zuhri rahimahullah berkata, “Apabila suatu majelis itu lama maka setan pasti berusaha untuk campur tangan di dalamnya.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/77])

Penjagaan Ketat

[380] Muhammad bin Wasi’ berkata kepada Malik bin Dinar, “Wahai Abu Yahya, menjaga lisan itu jauh lebih berat bagi manusia daripada menjaga dinar dan dirham.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/83])

Discussion

No comments yet.

Leave a comment