//
archives

Hikmah Ulama

This tag is associated with 13 posts

Sekelumit Faedah Seputar Ilmu [Bagian 4]

[27] Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Allah subhanahu menjadikan ilmu bagi hati laksana air hujan bagi tanah. Sebagaimana tanah/bumi tidak akan hidup kecuali dengan curahan air hujan, maka demikian pula tidak ada kehidupan bagi hati kecuali dengan ilmu.” (lihat al-‘Ilmu, Syarafuhu wa Fadhluhu, hal. 227).

Mutiara Hikmah Ulama Salaf [Bagian 49]

Buah Tawakal [511] Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata, “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya buah dari tawakal adalah ridha terhadap qadha’/ketetapan takdir. Barangsiapa yang menyerahkan urusan-urusannya kepada Allah dan ridha dengan apa yang ditetapkan-Nya dan apa yang dipilihkan Allah baginya, maka dia telah merealisasikan tawakal dengan sebenarnya.” (lihat Ibnu Rajab al-Hanbali wa Atsaruhu fi Taudhih ‘Aqidati as-Salaf, hal. … Continue reading

Meresapi Nasehat Masruq bin al-Ajda’ rahimahullah (Ulama tabi’in, wafat 63 H)

Nasehat Pertama: Jangan Ujub! Masruq rahimahullah berkata, “Cukuplah menjadi tanda keilmuan seorang tatkala dia merasa takut kepada Allah. Dan cukuplah menjadi tanda kebodohan seorang apabila dia merasa ujub dengan amalnya.” (lihat Min A’lam as-Salaf [1/23])

Mutiara Hikmah Ulama Salaf [Bagian 41]

Kejujuran Iman [431] Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Bukanlah iman itu dengan berhias diri atau berangan-angan. Sesungguhnya iman adalah apa yang bersemayam di dalam hati dan dibuktikan oleh amalan.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1124)

Mutiara Hikmah Ulama Salaf [Bagian 39]

Orang Yang Berakal [411] Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah berkata, “Bukanlah orang yang berakal itu yang mengenali kebaikan dan keburukan. Hanyalah orang yang berakal itu adalah apabila melihat kebaikan maka dia pun mengikutinya, dan apabila melihat keburukan maka dia pun menjauhinya.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa’, hal. 558)

Mutiara Hikmah Ulama Salaf [Bagian 36]

Tanda Kebaikan dan Keburukan [381] Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Tidaklah memahami agamanya orang yang tidak pandai menjaga lisannya.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/84])

Mutiara Hikmah Ulama Salaf [Bagian 30]

Empat Samudera [321] Sebagian orang bijak berkata, “Empat samudera untuk empat perkara. Kematian adalah samudera –untuk menenggelamkan- kehidupan. Nafsu adalah samudera untuk syahwat. Kubur adalah samudera penyesalan. Dan pemaafan dari Allah adalah samudera bagi kesalahan-kesalahan.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 124)

Mutiara Hikmah Ulama Salaf [Bagian 14]

Bau Dosa [145] Muhammad bin Wasi’ rahimahullah berkata, “Seandainya dosa itu memiliki bau [tidak sedap] maka niscaya tidak ada seorang pun yang sanggup untuk duduk bersamaku.” (lihat Muhasabat an-Nafs wa al-Izra’ ‘alaiha, hal. 82)

Mutiara Hikmah Ulama Salaf [Bagian 8]

Laksana Air Hujan Yang Membasahi Bumi [78] Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Allah subhanahu menjadikan ilmu bagi hati laksana air hujan bagi tanah. Sebagaimana tanah/bumi tidak akan hidup kecuali dengan curahan air hujan, maka demikian pula tidak ada kehidupan bagi hati kecuali dengan ilmu.” (lihat al-‘Ilmu, Syarafuhu wa Fadhluhu, hal. 227).

Mutiara Hikmah Ulama Salaf [Bagian 7]

Tangisan Hati [67] Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Bukanlah tangisan hakiki tangisan dengan mata. Akan tetapi tangisan yang hakiki adalah tangisan hati.” (lihat Ta’thir al-Anfas, hal. 579)